Kamis, 28 Juli 2011

BALI INTERNATIONAL FILM FESTIVAL KEMBALI DI SELENGGARAKAN, dan Teruna Teruni Bali Siap turut ikut membantu menyelenggarakan Biffest 2011

BALI INTERNATIONAL FILM FESTIVAL KEMBALI DI SELENGGARAKAN, dan Teruna Teruni Bali Siap turut ikut membantu menyelenggarakan Biffest 2011
Candidasa Akan Disulap jadi Pusat Film Bali DR. Wedakarna Live Interview di TV One

Nirina Zubir di dampingi Teruna Teruni 2006 saat menerima penghargaan Biffest 2007 lalu
      
Lagi ide brilian dari Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra Suyasa III menjadi isu nasional. Setelah beberapa waktu lalu perjuangan Dr.Arya Wedakarna diganjar penghargaan Posmo Award dari Tabloid Nasional Posmo (Jawa Pos Grup) atas perjuangannya melalui The Majapahit Center, kali ini sebuah raksasa media nasional yakni TV One tertarik untuk mengulas salah satu ide dari doktor termuda di Indonesia ini tentang keberlangsungan Bali Internasional Film Festival (BIFFest) yang digagasnya sejak 2003 serta branding ''BALIWOOD'' yang diluncurkannya pada 2009 kini menjadi ikon dunia. Demikian terekam dalam wawancara TV One dengan Dr.Arya Wedakarna dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi di Epicentrum Walk, Jakarta.
nino fernandez pun menghadiri Biffest dalam film Coklat Stroberi
    Dalam acara yang dipandu presenter TV One, Ratna Dumila ini, Dr.Wedakarna tampil secara lugas dengan ide - ide cerdasnya tentang Idealisme Bali sebagai destinasi film dunia. ''Bali adalah tempat yang sempurna sebagai salah satu alternatif pusat shooting film kelas dunia. Bali secara luas adalah panggung yang sangat besar dengan landscape sempurna, sebuah pulau yang hebat dengan budaya dan agama yang menjadi daya tarik dunia, disamping manusia - manusia didalamnya memiliki sisi human interest yang langka di tengah globalisasi dunia. Saya melihat Bali sangat berpotensi untuk menjadi destinasi film dunia. Di Indonesia memang banyak pulau - pulau indah, tapi yang membedakannya adalah adanya kultur agama Hindu dan budaya Bali yang berwarna yang menjadikan vibrasi Bali berbeda dengan daerah lain. Lihat saja kekuatan film Eat, Pray, Love (EPL) dengan bintang Julia Roberts. Sangat membantu Bali,''demikian Dr. Wedakarna. Dan atas hal itu, dua tahun sejak Bom Bali yakni pada 2003, dirinya lewat Swadeshi Bali Foundation telah menggagas Bali Internasional Film Festival (BIFFest) yang salah satu misinya mendekatkan kultur film pada masyarakat Bali. ''Kekuatan film itu sangat dashyat. Dengan satu film, rakyat Indonesia akan mendapat pengaruh luar biasa terhadap idealisme atau nilai - nilai. Jangan lupa, wisatawan mulai membajiri Bali pada awal abad 19 karena efek film dokumenter yang dibuat oleh sutradara Eropa yang menghebohkan dunia. Dan anak - anak muda Bali, wajib mempelajari teknik industri film jika ingin maju,''papar Dr.Wedakarna ini.
Lidia Wati saat mendapat special juri prize
     Saat ini dirinya akan menggarap beberapa program tentang Baliwood untuk menjadikan Bali sebagai pusat film dunia.. ''Selain mengadakan Royal Bali internasional Film Festival ke-8 (Royal BIFFest), juga kerjasama broadcasting dengan Alfa Prima, peluncuran Baliwood Site's dan menjadikan Kawasan Wisata Candi Dasa sebagai pusat film Bali. Sejumlah negara sahabat sudah siap mendukung,''pungkas Rektor Univ.Mahendradatta ini. Salah satu efek dari pengaruh ide Dr.Wedakarna ini sejak 2003 hingga kini yakni dengan makin maraknya film festival dan shooting di Bali selama satu dekade terakhir, termasuk usulan Dr.Wedakarna kepada Kadisbud Bali saat 6th BIFFest 2009 untuk memasukkan agenda film di PKB telah direspon oleh Pemerintah lewat Festival Dokumenter Film Bali di PKB 2011.

0 komentar:

Karantina Pemilihan Teruna Teruni Bali 2010

Halaman FB Teruna Teruni Bali

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Powerade Coupons